Direktur Cap Tikus 1978 Joko Hadi Nugroho bersama Kadis Kebudayaan Sulut, Ferry Sangian saat foto di Stand dilokasi kegiatan Tulude. |
MANADO, MediaSulut.Com - Cap Tikus 1978 yang merupakan produk lokal mendukung kegiatan yang berbauh kearifan lokal bahkan dalam pelestariannya.
Kali ini produk hasil petani di Sulawesi Utara (Sulut) mensuport Gelar Adat Tulude yang dilaksanakan di Wilayah Batu Saiki, Kecamatan Bunaken, Kota manado, Sabtu (02/02/2019).
Wakil Gubernur Sulut, Drs Steven OE Kandouw saat menghadiri Gelaran Adat Tulude ini mengatakan, warisan harus disyukuri karena tidak semua masyarakat punya warisan leluhur. Karenanya, warga nusa utara harus bangga memiliki budaya Tulude.
"Kultur atau budaya wujud gabungan dari cita rasa dan karsa atau mimpi ide dan rasa menjadi satu budaya tidak semua masyarakat mempunyai ini, untuk itu atas nama Pemerintah, Bapak Gubernur saya memberi apresiasi kepada masyarakat Batu Saiki yang tetap mempertahankan cita rasa dan karsa," kata Kandouw.
Menurutnya, adat dan agama harus bersanding, karena tiga pilar yakni adat, agama dan pemerintah harus paraler. Dia mengilustrasikan, tiga pilar ini adalah tiga batu dodika, salah satu tidak boleh hilang, kalau satu hilang berbahaya. Karenanya dia bersyukur karena bisa dipertemukan di acara yang luar biasa tersebut.
"Saya juga bersyukur dan bangga karena bisa hadir di acara Tulude bersama Jemaat Baitel Batu Saiki dengan suasana yang cair yang pasti Roh Kudus hadir ditengah kita," sambung Kandouw.
Mantan Ketua DPRD Provinsi Sulut ini juga berpesan agar warisan budaya ini terus dijaga dan dilanjutkan sebagai pemersatu masyarakat Nusa Utara.
"Budaya jangan in work looking tetapi jadikan untuk kebaikan masyarakat dan pemersatu. Jangan budaya kita jadi exclusive itu tidak baik, jadi orang Nusa Utara walaupun diikat dengan Tulude jangan eksklusif tapi inklusif sama dengan GMIM Inklusif," pesan Kandouw.
Sebelumnya Ketua Badan Pekerja Majelis Jemaat (BPMJ) Batu Saiki, Pendeta Lucky Rumopa pada sambutannya mengatakan terima kasih kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, dalam hal ini Gubernur Olly Dondokambey dan Wagub Steven Kandouw yang sudah mensuport dan mendukung agenda tahunan tersebut.
Pada kesempatan tersebut, Pendeta Lucky Rumopa juga berterima kasih kepada semua jemaat, masyarakat, dan tamu undangan yang hadir sambil mengajak untuk mendoakan para korban bencana.
“Jadikan momentum ini untuk memanjatkan doa kepada saudara-saudara kita yang tertimpa bencana,” ajak Pendeta Lucky yang juga menjabat sebagai Staf Khusus Gubernur Bidang Mental dan Spiritual ini.
Oleh karenanya, pada kesempatan tersebut seluruh jemaat dan masyarakat turut mendoakan korban banjir dan tanah longsor di Kota manado.
Diceritakannya, bahwa pada Jumat (01/02/2019), dirinya ditugaskan Gubernur dan Wakil Gubernur untuk menyerakan bantuan kepada keluarga anak yang tertimpa tanah longsor dan banjir.
Adapun ibadah syukur dan gelar Adat Tulude yang dirangkaikan dengan penyerahan bantuan senilai Rp. 50 Juta kepada jemaat Baitel Batu Saiki.
Hadir juga pada Tulude ini, Kepala Dinas Kebudayaan Sulut Ferry Sangian, Kepala Dinas PM PTSP Sulut, Henry Kaitjily dan Ketua APINDO Sulut, Nicho Lieke.
Hadir juga pada Tulude ini, Kepala Dinas Kebudayaan Sulut Ferry Sangian, Kepala Dinas PM PTSP Sulut, Henry Kaitjily dan Ketua APINDO Sulut, Nicho Lieke.
Penulis: Tim Redaksi