Simposium Nasional. |
MANADO, MediaSulut.Com - Rasa kepedulian tinggi, Bela Negara terus mengumbangkan semangat kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Ketua Bela Negara Rocky Wowor mengatakan bangsa kita yang beraneka ragam budaya ini dengan mudahnya di jajah dengan menggunakan strategi adu domba (divide et impera) selama tiga setengah abad. Atas dasar itulah, maka kini pada era kemerdekaan, kekuatan persatuan dan kesatuan kita harus selalu dijaga melalui aksi bela negara.
“Kita semua warga negara Indonesia harus siap untuk melakukan bela negara, salah satunya dengan memelihara persatuan dan kesatuan,” jelas Rocky Wowor.
Memantapkan lecintaan tersebut, ketua umum Bela Negara Rocky Wowor bekerjasama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulut dan DPRD Sulut , Senin (27/11-2017) diruang Paripurna DPRD Sulut, IKA (Ikatan Alumni) Unsrat melaksanakan Simposium Nasional dengan Tema: "Pemantapan Ideologi Pancasila Bagi Masyarakat Dalam Menangkal Radikalisme dan Terorisme Diwilayah Perbatasan".
Kegiatan yang yang digagas Ketua dan Sekretaris IKA Unsrat, Prof. Ishak Pulukadang dan Risat Sanger SIP ini menghadirkan Narasumber dari Pusat seperti; DR. Anas Saidi PhD (Deputi 1 Unit Kerja Pancasila), Prof.DR. Henny Warsilah (Peneliti LIPI). Pembicara dari Daerah seperti Ketua DPRD Sulut Andrei Angouw dan juga Prof. Ishak Pulukadang serta pre reviuw Risat Sanger.
Kegiatan simposium dihadiri unsur Generasi Muda, Mahasiswa dan Siswa SMU/SMK. Dalam sambutan sekaligus memberikan materi singkat, Angouw memaparkan beberapa beberapa hal bagaimana kita menangkal paham-paham radikalisme, juga ancaman terorisme.
"Sejarah perjalanan Bangsa melawan penjajahan telah membuktikan bahwa Bangsa ini selalu bersatu. Demikian juga kewaspadaan kita selama ini dalam rangka menangkal soal radikalisme dan teorisme, selalu ada penyamaan persepsi untuk melawannya," kata Angouw.
Dikatakan Angouw Pancasila dalam setiap pelaksanaan dan implementasi dilapangan sudah merupakan filterisasi dalam menangkal gangguan baik dari dalam maupun luar negeri, termasuk penangkalan paham radikalisme dan teorisme.
Selanjutnya, Angouw menyinggung tentang metode aksi bangsa ini untuk keluar dari keterpurukan, yakni menerapkan Konsep Trisaksi Bung Karno yang sedang dijalankan Pemerintah Nasional sekarang. Termasuk perbaikan ekonomi nasional agar dapat mensejahterakan masyarakat. Rakyat yang sejahtera akan terhindar dari paham-paham yang merongrong pedoman bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Penulis: Ferlyando Sandala