PAPUA, MediaSulut.Com - Para tokoh bangsa mendapati bahwa ternyata para pejabat maupun pengusaha yang berprestasi saat ini adalah lulusan sekolah berbasis keagamaan atau melalui sekolah binaan gereja juga madrasah dan sejenisnya.
Dari hasil sumbangsih sekolah berbasis keagamaan inilah maka pemerintah pusat menganjurkan agar sekolah berbasis teologia untuk yang beragama kristen perlu dikembangkan mengikuti jejak sekolah sekolah dari kalangan muslim yang telah lebih dahulu ada.
Atas upaya Pdt.M.D Yowei M.Th yang juga gembala GPdI El Gibor manokwari maka kementerian agama Republik Indonesia tahun 2013 memberikan rekomendasi bagi umat Kristen dan tanah papua khususnya Manokwari mendapat berkat untuk dapat membangun sekolah teologia dan menjadi salah satu pilot project di Indonesia dibawah kementrian agama dan kementrian pendidikan dengan kurikulum belajar yang pastinya dikeluarkan oleh 2 departemen.
Produk SDM yang diharapkan oleh negara melalui sekolah ini adalah menghasilkan murid yang takut Tuhan dan berilmu. Lulusan SD teologi ini bukan wajib menjadi pendeta akan tetapi dapat melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Keuntungan sekolah ini adalah pelajaran mengenai karakter dan moral keagamaan diperbanyak.
"Papua sebenarnya belum masuk dalam daftar namun saya berupaya dan mendatangi kementrian dan akhirnya langsung mendapat surat operasional untuk membangun sekolah SD Teologia," ujar Pdt. Yowei.
Proses belajar mengajar terus berjalan walau menggunakan gedung sederhana dan saat ini murid murid SD Teologia Manokwari sudah menginjak sampai kelas 4 SD. Untuk memenuhi kebutuhan belajar mengajar maka pada tanggal 28 November 2016 Bupati Manokwari melalui sekda FM Lalenoh telah meresmikan 3 ruangan baru SD Teologia Kristen ini yang dikelola Yayasan Fajar Yonathan Itaar.
Dalam sambutan yang dibacakan sekda, Bupati Manokwari Demas Mandacan menyambut baik upaya yayasan Fajar Yonathan Itaar ini yang telah mendukung program pemerintah untuk mencerdaskan anak anak manokwari. Hadir dalam kesempatan ini kementrian agama dari propinsi dan kabupaten Juga dari dinas pendidikan beberapa pejabat dan undangan.
"Kerinduan kami para guru yang mengajar dengan sukarela di sekolah ini kiranya dapat diperhatikan pemerintah," ujar Ernawati salah seorang guru yang juga penanggung jawab. Hence Karamoy.
Penulis: Redaksi
Dari hasil sumbangsih sekolah berbasis keagamaan inilah maka pemerintah pusat menganjurkan agar sekolah berbasis teologia untuk yang beragama kristen perlu dikembangkan mengikuti jejak sekolah sekolah dari kalangan muslim yang telah lebih dahulu ada.
Atas upaya Pdt.M.D Yowei M.Th yang juga gembala GPdI El Gibor manokwari maka kementerian agama Republik Indonesia tahun 2013 memberikan rekomendasi bagi umat Kristen dan tanah papua khususnya Manokwari mendapat berkat untuk dapat membangun sekolah teologia dan menjadi salah satu pilot project di Indonesia dibawah kementrian agama dan kementrian pendidikan dengan kurikulum belajar yang pastinya dikeluarkan oleh 2 departemen.
Produk SDM yang diharapkan oleh negara melalui sekolah ini adalah menghasilkan murid yang takut Tuhan dan berilmu. Lulusan SD teologi ini bukan wajib menjadi pendeta akan tetapi dapat melanjutkan ke jenjang selanjutnya. Keuntungan sekolah ini adalah pelajaran mengenai karakter dan moral keagamaan diperbanyak.
"Papua sebenarnya belum masuk dalam daftar namun saya berupaya dan mendatangi kementrian dan akhirnya langsung mendapat surat operasional untuk membangun sekolah SD Teologia," ujar Pdt. Yowei.
Proses belajar mengajar terus berjalan walau menggunakan gedung sederhana dan saat ini murid murid SD Teologia Manokwari sudah menginjak sampai kelas 4 SD. Untuk memenuhi kebutuhan belajar mengajar maka pada tanggal 28 November 2016 Bupati Manokwari melalui sekda FM Lalenoh telah meresmikan 3 ruangan baru SD Teologia Kristen ini yang dikelola Yayasan Fajar Yonathan Itaar.
Dalam sambutan yang dibacakan sekda, Bupati Manokwari Demas Mandacan menyambut baik upaya yayasan Fajar Yonathan Itaar ini yang telah mendukung program pemerintah untuk mencerdaskan anak anak manokwari. Hadir dalam kesempatan ini kementrian agama dari propinsi dan kabupaten Juga dari dinas pendidikan beberapa pejabat dan undangan.
"Kerinduan kami para guru yang mengajar dengan sukarela di sekolah ini kiranya dapat diperhatikan pemerintah," ujar Ernawati salah seorang guru yang juga penanggung jawab. Hence Karamoy.
Penulis: Redaksi