MANADO, MediaSulut.Com – Pertemuan beberapa Organisasi Masyarakat (Ormas) di Sulawesi Utara yang dilaksanakan di salah satu rumah kopi ternama di Manado Jln. Boulevard, Kawasan Mega Mas, dengan pembahasan terkait keamanan dan kedamaian Sulut menjadi topik dalam diskusi yang disponsori oleh LiputanGo, Selasa (22/11/2016) berjalan dengan baik.
Tema yang diambil dalam topik tersebut “Diskusi Kebangsaan Memperkokoh Bineka Tunggal Ika” merupakan diskusi umum dengan tujuan bersama-sama menjaga keamanan dan kedamaian Sulut.
Menurut Pimpinan Perusahan Media Online LiputanGo.com, Kifly Dukalang, diskusi ini salah satu tujuan yang mulia yaitu mempersatukan ormas di Sulut demi keamanan dan ketentraman masyarakat Sulut.
“Kami lakukan diskusi ini, merupakan tujuan yang mulia,”ujar Dukalang singkat.
Diikuti 50 Pimpinan dan anggota Ormas yang terdiri dari perwakilan Ormas Brigade Manguni, Milisi Waraney, Laskar Kabasaran dan Ormas Makapetor dengan moderator Maikel Jamal Komandan banser manado menjadi pemabahasan hangat dalam diskusi tersebut.
“Bila kita berbicara tentang Bhineka tinggal Ika kita harus melihat kebelakang akan perjuangan para pahlawan kita yg memperjuangkan kemerdekaan negara RI yang tidak mudah, namun karena adanya persatuan dan kesatuan sehingga negara RI bisa merdeka dan tercetuslah Pancasila yang dijadikan sebagai Dasar negara RI,” jelas Jefri Walangare Ketua Umum Milisi Waraney dalam pemabahasan diskusi tersebut.
Ditambahkannya, pada tahun 1945 komitmen bangsa Indonesia berbeda-beda tetapi tetap satu atau Bhineka Tunggal Ika akan kami jaga sampai sekarang. apalagi menyangkut keamanan dan ketentraman Sulut, harus kita jaga bersama.
“Saat ini kita lihat pancasila sedang diuji maka dari itu kita harus menyatukan presebsi hukum adalah panglima tertingi bukan agama, karena saat ini kita melihat ada pandangan agama adalah panglima tertinggi yang dianggap oleh oknum2 tertentu, untuk itu kita sebagai ormas harus bersatu menjaga kedamaian, bagi kami Milisi Waranei NKRI adalah harga mati, dan mendukung penuh pemerintah,” tegasnya.
Disamping itu, Noldi Kumendong Ketua Laskar Kabasaran memberikan pendapatnya, Pancasilah Sakti adalah Harga Mati makanya kami berharap kita semua baik dari agama manapun, apapapun, Suku, ras harus tetap bersatu mempertahankan Pancasila, dalam ormas Laskar kabasaran banyak beranggotakan berbagai macam agama, suku dan ras tapi tetap satu, itu juga harus kita contohi.
“Kami merasakan peran pemerintah sangat-sangat minim dan bisa dikatakan ada pembiaran oleh pemerintah dalam hal memperkokoh Bhineka Tunggal Ika, untuk itu dalam diskusi ini kami memberikan sedikit pemahaman kepada pemerintah agar kedepan peran dari pemerintah terhadap memperkokoh Bhineka Tunggal Ika harus terus dimantapkan,”tutur Kumendong.
Ditempat yang sama juga dikatakan Alfa Rorong Anggota Aliansi Makapetor, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, UUD 1945, NKRI adalah harga mati yang tidak bisa di tawar-tawar lagi harus tetap di pertahankan, dengan adanya kejadian akhir-akhir ini aliansi Makapetor sangat berharap permasalahan ini tidak boleh di bawa-bawa ke rana agama.
“Khususnya dalam permasalahan yang terjadi di Sulut saat ini ada organisasi dan oknum-oknum tertentu yang memanfaatkan situasi saat ini untuk mengacaukan negara RI sehingga kami berharap kepada aparat keamanan agar segerah menindak tegas dan diproses secara hukum oknum – oknum tersebut. Kita harus punya rasa Nasionalisme dan rasa memiliki bangsa Indonesia,” urai Rorong seraya menambahkan, banyak yang saat ini Cinta terhadap Indonesia dan menjaga kedamaian sudah mulai pudar dan sudah ditawar-tawar atau dikatakan mulai hilang.
“Untuk itu kami berharap kegiatan diskusi seperti ini agar dilaksanakan terus menerus agar kesadaran masyarakat terhadap Bhineka Tunggal Ika terus dijaga bersama,” tandasnya.
Sementara itu, Febi Segar sebagai Bendahara Brigade Manguni Manado (BM) berharap kepada seluruh ormas yang ada di seluruh Propinsi Sulut untuk kompak bersatu dan tidak boleh tepecah belah, harus komitmen NKRI adalah harga mati dan kami juga berharap peran orang tua kepada generasi mudah bisa membawa kedamaian untuk negara.
Dalam pembahasan hangat diskusi akhir, Yonfree Wonua Aliansi Makapetor menyampikan Kita harus mempersatukan dan merangkul antara agama dan pemahaman yang positif yang ada untuk tetap bersatu dan mempertahankan NKRI.
“Yang kami rasakan saat ini adalah pembiaran dari Pemerintah baik yang ada di daerah maupun pusat sehingga bangsa saat ini boleh dibilang di goyah oleh Ormas atau oknum-oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab. Untuk itu sebagai ormas Sulut memberikan apresiasi terhadap kegiatan diskusi ini agar adanya pemahaman bagi kita sebagai ormas – ormas di Sulut terhadap Bhineka Tunggal Ika,”katanya.
Usai diskusi, para ormas yang hadir melakukan foto bersama dengan sponsor penyelenggara kegiatan tersebut.
Hadir dalam diskusi tersebut, Jerfi Walangare Ketua Umum Milisi Waraney sebagai pembicara, Noldi Kumendong Ketua Laskar Kabasaran Sulut sebagai pembicara, Roki Ronoko Tonaas Brigade Manguni Manado, Alfa rorong Aliansi Makapetor sebagai pembicara Febi Sigar Bendahara Brigade Manguni Manado sebagai pembicara, Harmin Madika Sekertaris Umum Laskar Kabasaran dan moderator Maikel Jamal Komandan banser manado.
Penulis: Ferlyando Sandala
Tema yang diambil dalam topik tersebut “Diskusi Kebangsaan Memperkokoh Bineka Tunggal Ika” merupakan diskusi umum dengan tujuan bersama-sama menjaga keamanan dan kedamaian Sulut.
Menurut Pimpinan Perusahan Media Online LiputanGo.com, Kifly Dukalang, diskusi ini salah satu tujuan yang mulia yaitu mempersatukan ormas di Sulut demi keamanan dan ketentraman masyarakat Sulut.
“Kami lakukan diskusi ini, merupakan tujuan yang mulia,”ujar Dukalang singkat.
Diikuti 50 Pimpinan dan anggota Ormas yang terdiri dari perwakilan Ormas Brigade Manguni, Milisi Waraney, Laskar Kabasaran dan Ormas Makapetor dengan moderator Maikel Jamal Komandan banser manado menjadi pemabahasan hangat dalam diskusi tersebut.
“Bila kita berbicara tentang Bhineka tinggal Ika kita harus melihat kebelakang akan perjuangan para pahlawan kita yg memperjuangkan kemerdekaan negara RI yang tidak mudah, namun karena adanya persatuan dan kesatuan sehingga negara RI bisa merdeka dan tercetuslah Pancasila yang dijadikan sebagai Dasar negara RI,” jelas Jefri Walangare Ketua Umum Milisi Waraney dalam pemabahasan diskusi tersebut.
Ditambahkannya, pada tahun 1945 komitmen bangsa Indonesia berbeda-beda tetapi tetap satu atau Bhineka Tunggal Ika akan kami jaga sampai sekarang. apalagi menyangkut keamanan dan ketentraman Sulut, harus kita jaga bersama.
“Saat ini kita lihat pancasila sedang diuji maka dari itu kita harus menyatukan presebsi hukum adalah panglima tertingi bukan agama, karena saat ini kita melihat ada pandangan agama adalah panglima tertinggi yang dianggap oleh oknum2 tertentu, untuk itu kita sebagai ormas harus bersatu menjaga kedamaian, bagi kami Milisi Waranei NKRI adalah harga mati, dan mendukung penuh pemerintah,” tegasnya.
Disamping itu, Noldi Kumendong Ketua Laskar Kabasaran memberikan pendapatnya, Pancasilah Sakti adalah Harga Mati makanya kami berharap kita semua baik dari agama manapun, apapapun, Suku, ras harus tetap bersatu mempertahankan Pancasila, dalam ormas Laskar kabasaran banyak beranggotakan berbagai macam agama, suku dan ras tapi tetap satu, itu juga harus kita contohi.
“Kami merasakan peran pemerintah sangat-sangat minim dan bisa dikatakan ada pembiaran oleh pemerintah dalam hal memperkokoh Bhineka Tunggal Ika, untuk itu dalam diskusi ini kami memberikan sedikit pemahaman kepada pemerintah agar kedepan peran dari pemerintah terhadap memperkokoh Bhineka Tunggal Ika harus terus dimantapkan,”tutur Kumendong.
Ditempat yang sama juga dikatakan Alfa Rorong Anggota Aliansi Makapetor, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, UUD 1945, NKRI adalah harga mati yang tidak bisa di tawar-tawar lagi harus tetap di pertahankan, dengan adanya kejadian akhir-akhir ini aliansi Makapetor sangat berharap permasalahan ini tidak boleh di bawa-bawa ke rana agama.
“Khususnya dalam permasalahan yang terjadi di Sulut saat ini ada organisasi dan oknum-oknum tertentu yang memanfaatkan situasi saat ini untuk mengacaukan negara RI sehingga kami berharap kepada aparat keamanan agar segerah menindak tegas dan diproses secara hukum oknum – oknum tersebut. Kita harus punya rasa Nasionalisme dan rasa memiliki bangsa Indonesia,” urai Rorong seraya menambahkan, banyak yang saat ini Cinta terhadap Indonesia dan menjaga kedamaian sudah mulai pudar dan sudah ditawar-tawar atau dikatakan mulai hilang.
“Untuk itu kami berharap kegiatan diskusi seperti ini agar dilaksanakan terus menerus agar kesadaran masyarakat terhadap Bhineka Tunggal Ika terus dijaga bersama,” tandasnya.
Sementara itu, Febi Segar sebagai Bendahara Brigade Manguni Manado (BM) berharap kepada seluruh ormas yang ada di seluruh Propinsi Sulut untuk kompak bersatu dan tidak boleh tepecah belah, harus komitmen NKRI adalah harga mati dan kami juga berharap peran orang tua kepada generasi mudah bisa membawa kedamaian untuk negara.
Dalam pembahasan hangat diskusi akhir, Yonfree Wonua Aliansi Makapetor menyampikan Kita harus mempersatukan dan merangkul antara agama dan pemahaman yang positif yang ada untuk tetap bersatu dan mempertahankan NKRI.
“Yang kami rasakan saat ini adalah pembiaran dari Pemerintah baik yang ada di daerah maupun pusat sehingga bangsa saat ini boleh dibilang di goyah oleh Ormas atau oknum-oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab. Untuk itu sebagai ormas Sulut memberikan apresiasi terhadap kegiatan diskusi ini agar adanya pemahaman bagi kita sebagai ormas – ormas di Sulut terhadap Bhineka Tunggal Ika,”katanya.
Usai diskusi, para ormas yang hadir melakukan foto bersama dengan sponsor penyelenggara kegiatan tersebut.
Hadir dalam diskusi tersebut, Jerfi Walangare Ketua Umum Milisi Waraney sebagai pembicara, Noldi Kumendong Ketua Laskar Kabasaran Sulut sebagai pembicara, Roki Ronoko Tonaas Brigade Manguni Manado, Alfa rorong Aliansi Makapetor sebagai pembicara Febi Sigar Bendahara Brigade Manguni Manado sebagai pembicara, Harmin Madika Sekertaris Umum Laskar Kabasaran dan moderator Maikel Jamal Komandan banser manado.
Penulis: Ferlyando Sandala