BOLAANG MONGONDOW, MediaSulut.Com - Akibat sistem irigasinya tak diolah dengan baik membuat ratusan hektar sawah di Mogoyunggung Kecamatan Dumoga Timur, Kabupaten Bolaang Mongondow memprihatinkan.
Padahal saat ini pemerintah sedang berupaya ke arah swasembada beras, apalagi Bolmong Raya salah satu sentra penghasil beras justru terganggu yang ditakutkan akan berpengaruh besar terhadap program swasembada beras Sulut.
Menyikapi hal tersebut anggota DPRD Sulut dari daerah pemilihan Bolmong Raya James Tuuk menjelaskan diwilayah Mogoyunggung minimal terdapat 200 ha bahkan berpotensi luasannya sampai 350 ha yang jadi lahan persawahan "tabiar".
Dari perhitungan instansi terkait, 1 ha sawah minimal menghasilkan 9 ton Gabah Kering Panen (GKP) yang setelah melalui proses pengeringan dapat menghasilkan 7 ton Gabah Kering Giling (GKG), dimana 7 ton GKG hasilkan 4.620 kilogram beras.
Jika dilakulasikan, dengan luasan 350 Ha sawah menghasilkan 2.450 ton GKG atau 1,617 ton beras untuk 1 musim tanam atau 4 bulannya.
Selanjutnya legislator yang dikenal cukup vokal ini meminta agar pemerintah memperhatikan daerah tersebut, dia berjanji untuk memperjuangkannya.
“Ini memang harus diperjuangkan karena menyangkut hajat hidup masyarakat Mogoyunggung,” tegas Tuuk ketika ditemui beberapa waktu lalu. Dia pun mengakui warga sudah pernah menyampaikan aspirasi tersebut.
Warga asli Mogoyunggung menjelaskan sebenarnya aspirasi rakyat ini sudah disampaikan kepada dia. Namun karena belum terealisasi, setiap pulang kampung, masyarakat menuntut untuk segera direalisasikan, mereka pun tak sabar lagi menunggu.
Menurut Tuuk, aspirasi warga Mogoyunggung sebenarnya sudah pernah disampaikan ke pemerintah. Hanya saja belum mendapat respon pemerintah.
“Sudah saya perjuangkan dan sampaikan ke pemerintah, tapi tidak diperhatikan oleh pemerintahan provinsi yang lama,” tegasnya.
Sebetulnya kata Tuuk, kalau pemerintah bisa bangun irigasi teknisnya, minimal bisa ada 200 ha, dan potensi luasannya bisa sampai 350 ha. Karena bekas sawah yang kini jadi ladang, bisa kembali dicetak jadi lahan sawah bila sudah ada air irigasi.
Sekali lagi dia menegaskan bahwa akan meneruskan aspirasi ini ke pemerintah. Untuk itu, Tuuk mengaku sudah berkoordinasi juga dengan instansi terkait.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Sulut dan Dinas PU terkait aspirasi masyarakat tersebut. Dan instansi terkait siap membantu.” terang kakak Wakil Bupati Bolmong Yani Tuuk.
Dirinya berjanji akan mendorong aspirasi yang sudah lama disampaikan ini agar bisa masuk di APBD 2017.
Padahal saat ini pemerintah sedang berupaya ke arah swasembada beras, apalagi Bolmong Raya salah satu sentra penghasil beras justru terganggu yang ditakutkan akan berpengaruh besar terhadap program swasembada beras Sulut.
Menyikapi hal tersebut anggota DPRD Sulut dari daerah pemilihan Bolmong Raya James Tuuk menjelaskan diwilayah Mogoyunggung minimal terdapat 200 ha bahkan berpotensi luasannya sampai 350 ha yang jadi lahan persawahan "tabiar".
Dari perhitungan instansi terkait, 1 ha sawah minimal menghasilkan 9 ton Gabah Kering Panen (GKP) yang setelah melalui proses pengeringan dapat menghasilkan 7 ton Gabah Kering Giling (GKG), dimana 7 ton GKG hasilkan 4.620 kilogram beras.
Jika dilakulasikan, dengan luasan 350 Ha sawah menghasilkan 2.450 ton GKG atau 1,617 ton beras untuk 1 musim tanam atau 4 bulannya.
Selanjutnya legislator yang dikenal cukup vokal ini meminta agar pemerintah memperhatikan daerah tersebut, dia berjanji untuk memperjuangkannya.
“Ini memang harus diperjuangkan karena menyangkut hajat hidup masyarakat Mogoyunggung,” tegas Tuuk ketika ditemui beberapa waktu lalu. Dia pun mengakui warga sudah pernah menyampaikan aspirasi tersebut.
Warga asli Mogoyunggung menjelaskan sebenarnya aspirasi rakyat ini sudah disampaikan kepada dia. Namun karena belum terealisasi, setiap pulang kampung, masyarakat menuntut untuk segera direalisasikan, mereka pun tak sabar lagi menunggu.
Menurut Tuuk, aspirasi warga Mogoyunggung sebenarnya sudah pernah disampaikan ke pemerintah. Hanya saja belum mendapat respon pemerintah.
“Sudah saya perjuangkan dan sampaikan ke pemerintah, tapi tidak diperhatikan oleh pemerintahan provinsi yang lama,” tegasnya.
Sebetulnya kata Tuuk, kalau pemerintah bisa bangun irigasi teknisnya, minimal bisa ada 200 ha, dan potensi luasannya bisa sampai 350 ha. Karena bekas sawah yang kini jadi ladang, bisa kembali dicetak jadi lahan sawah bila sudah ada air irigasi.
Sekali lagi dia menegaskan bahwa akan meneruskan aspirasi ini ke pemerintah. Untuk itu, Tuuk mengaku sudah berkoordinasi juga dengan instansi terkait.
“Kami sudah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian Sulut dan Dinas PU terkait aspirasi masyarakat tersebut. Dan instansi terkait siap membantu.” terang kakak Wakil Bupati Bolmong Yani Tuuk.
Dirinya berjanji akan mendorong aspirasi yang sudah lama disampaikan ini agar bisa masuk di APBD 2017.