JAKARTA, MediaSulut.Com - Bank Indonesia (BI) melaporkan pertumbuhan kredit perbankan pada Agustus 2016 turun menjadi 6,7 persen dari pertumbuhan Juli 2016 yang mencapai 7,6 persen.
"Perlambatan pertumbuhan kredit terutama terjadi pada kredit modal kerja (KMK) dan kredit investasi (KI) sejalan dengan masih melambatnya kredit produktif," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara di Jakarta, Jumat (30/9).
Jumlah kredit yang disalurkan perbankan pada akhir Agustus 2016, sebesar Rp4.178,6 triliun. Sebagian besar dari kredit itu, yakni KMK hingga Agustus 2016 tersalurkan sebesar Rp1.933 triliun, sedangkan KI sebesar Rp 1.050 triliun.
"Pertumbuhannya melambat, pada Agustus KMK tumbuh 4,5 persen dibandingkan Juli yang 5,8 persen. Kemudian, KI pada Agustus 9,5 persen dibandingkan Juli yang sebesar 10,4 persen," kata Tirta dalam analisa uang beredar dan faktor yang mempengaruhi.
Meskipun pertumbuhan kredit pada usaha besar melambat, BI mencatat pembiayaan perbankan untuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) meningkat pada Agustus 2016 menjadi Rp 773,3 triliun atau tumbuh 8,9 persen. Pada Juli 2016 pertumbuhan kredit UMKM sebesar 8,0 persen.
Efisiensi dari pergerakkan suku bunga perbankan juga direkam BI, meskipun belum signifikan. Pada Agustus 2016, BI mencatat suku bunga kredit turun menjadi 12,31 persen dibanding 12,36 persen pada Juli 2016.
Sementara itu, pergerakkan suku bunga simpanan bervariasi. Suku bunga simpanan berjangka tenor tiga dan enam bulan turun dari 6,98 persen dan 7,53 persen pada Juli 2016 menjadi 6,94 persen dan 7,41 persen pada Agustus 2016.
Namun, suku bunga simpanan berjangka tenor satu dan 12 bulan naik dari 6,66 persen, dan 7,71 persen pada Juli 2016 menjadi 6,67 persen, dan 7,74 persen pada Agustus 2016.
Akibat masih lambatnya pertumbuhan kredit, likuiditas perekonomian ditandai oleh uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh melambat pada Agustus 2016 sebesar 7,7 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan Juli 2016 yang sebesar 8,2 persen.
Sumber : beritasatu