JAKARTA, MediaSulut.Com - Survei Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik (Kedai Kopi) menunjukkan tingkat kepuasan publik pada kinerja pemerintahan Ahok-Djarot di Jakarta yang turun tipis ke level 67,3% setelah berada di level 70%.
Sementara itu, untuk elektabilitas, Ahok saat ini masih yang tertinggi, yakni tercatat 41,6%, kemudian Tri Rismaharini 30%, Rizal Ramli 8%, Sandiaga Uno 7%, serta Budi Waseso yang hanya 1,3%.
Survei dilaksanakan 2-5 September 2016 dengan metode wawancara tatap muka. Ada 400 responden yang terlibat pada survei itu, dan tersebar proposional di 40 kelurahan di 6 kabupaten/kota di DKI Jakarta. Pemilihan sampel menggunakan metode sampel acak bertingkat dengan margin of error sebesar kurang lebih 4,9% pada tingkat kepercayaan 95%.
Namun, dari hasil survei tersebut, 82,8% responden percaya calon alternatif bisa memenangi Pilkada DKI Jakarta 2017. “Hasil survei ini harus menjadi ‘alarm’ bagi petahana,” kata pendiri Kedai Kopi Hendri Satrio kepada Antara di Jakarta.
Saat ini, baru Ahok dan Sandiaga yang mendeklarasikan diri untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Keduanya belum meresmikan pasangan masing-masing.
Sementara itu, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta mengimbau dan mengingatkan semua pihak, termasuk aparatur sipil negara untuk menjaga kenetralan terkait dengan pilkada DKI Jakarta. Ia pun berharap Komisi ASN lebih proaktif untuk mengawasi.
“Kewenangan Bawaslu ketika tahapan pilkada sudah dimulai. Kandidat telah ditetapkan,” ujarnya dalam menanggapi manuver politik yang dilakukan Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Budaya dan Pariwisata Sylviana Murni dan Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma’ruf Amin mengimbau seluruh khatib untuk tidak memanfaatkan khotbah sebagai ajang kepentingan politik. Masyarakat harus diajak dan diberikan pencerahan yang bermanfaat ketimbang yang menimbulkan dampak mudarat.
Pernyataan Ma’ruf merujuk khotbah Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional Amien Rais saat salat Idul Adha di Masjid RS Islam Sukapura, Jakarta Utara, Senin (12/9). Dalam khotbah itu, ia menyeru kepada masyarakat Jakarta agar tidak memilih calon gubernur tukang gusur. (mic)
Sementara itu, untuk elektabilitas, Ahok saat ini masih yang tertinggi, yakni tercatat 41,6%, kemudian Tri Rismaharini 30%, Rizal Ramli 8%, Sandiaga Uno 7%, serta Budi Waseso yang hanya 1,3%.
Survei dilaksanakan 2-5 September 2016 dengan metode wawancara tatap muka. Ada 400 responden yang terlibat pada survei itu, dan tersebar proposional di 40 kelurahan di 6 kabupaten/kota di DKI Jakarta. Pemilihan sampel menggunakan metode sampel acak bertingkat dengan margin of error sebesar kurang lebih 4,9% pada tingkat kepercayaan 95%.
Namun, dari hasil survei tersebut, 82,8% responden percaya calon alternatif bisa memenangi Pilkada DKI Jakarta 2017. “Hasil survei ini harus menjadi ‘alarm’ bagi petahana,” kata pendiri Kedai Kopi Hendri Satrio kepada Antara di Jakarta.
Saat ini, baru Ahok dan Sandiaga yang mendeklarasikan diri untuk maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Keduanya belum meresmikan pasangan masing-masing.
Sementara itu, Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI Jakarta mengimbau dan mengingatkan semua pihak, termasuk aparatur sipil negara untuk menjaga kenetralan terkait dengan pilkada DKI Jakarta. Ia pun berharap Komisi ASN lebih proaktif untuk mengawasi.
“Kewenangan Bawaslu ketika tahapan pilkada sudah dimulai. Kandidat telah ditetapkan,” ujarnya dalam menanggapi manuver politik yang dilakukan Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Budaya dan Pariwisata Sylviana Murni dan Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah.
Sementara itu, Ketua Majelis Ulama Indonesia Ma’ruf Amin mengimbau seluruh khatib untuk tidak memanfaatkan khotbah sebagai ajang kepentingan politik. Masyarakat harus diajak dan diberikan pencerahan yang bermanfaat ketimbang yang menimbulkan dampak mudarat.
Pernyataan Ma’ruf merujuk khotbah Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional Amien Rais saat salat Idul Adha di Masjid RS Islam Sukapura, Jakarta Utara, Senin (12/9). Dalam khotbah itu, ia menyeru kepada masyarakat Jakarta agar tidak memilih calon gubernur tukang gusur. (mic)