MediaSulut.Com, London - Berdasarkan analisis lembaga pemeringkatan Fitch Ratings, proporsi penerbitan obligasi sukuk global mencapai rekor pada kuartal I 2016. Penerbitan sukuk global di Timur Tengah, Malaysia, Indonesia, Turki, Singapura, dan Pakistan mencapai 11,1 miliar dollar AS.
Capaian ini tumbuh 22 persen dibandingkan kuartal IV 2015 dan tumbuh 21 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, total penerbitan obligasi non sukuk mencapai 17,1 miliar dollar AS, turun 23 secara kuartalan dan 45 persen secara year on year.
Dalam keterangan resminya, Sabtu (23/4/2016), Fitch Ratings menyatakan sukuk merepresentasikan 39,3 persen dari total penerbitan obligasi dan sukuk di negara-negara tersebut selama kuartal tersebut.
Ini adalah proporsi tertinggi dalam kurun 8 tahun terakhir. Fitch Ratings menjelaskan, proporsi penerbitan sukuk dalam 5 dari 6 kuartal terakhir kini berada di atas rata-rata sejak awal tahun 2009.
Lebih lanjut, Fitch Ratings memprediksi penerbitan sukuk masih akan dalam tren penguatan.
"Kami memprediksikan penerbitan sukuk baik secara umum dan sebagai proporsi dari total penerbitan akan tetap kuat pada kuartal II dan potensial bagi beberapa pemerintah untuk menebitkan surat utang untuk memperbaiki penerimaan dari minyak yang lemah," tulis Fitch Ratings.
Namun demikian, Fitch Ratings memprediksi total penerbitan sukuk global akan relatif tenang pada kuartal III 2016. Hal ini disebabkan kombinasi libur musim panas dan bulan Ramadhan.
Penerbitan sukuk pada kuartal I 2016 didorong oleh sovereign dan supranasional, termasuk 2,5 miliar dollar AS oleh pemerintah Indonesia dan 1,5 miliar dollar AS oleh Bank Pembangunan Islam.
"Tipe penerbit ini cenderung masih dominan, namun masih ada potensi bagi penerbitan sukuk bank dan korporasi, khususnya lantaran likuiditas bank kian ketat karena penurunan harga minyak," ujar Fitch Ratings.(tim)
Capaian ini tumbuh 22 persen dibandingkan kuartal IV 2015 dan tumbuh 21 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sementara itu, total penerbitan obligasi non sukuk mencapai 17,1 miliar dollar AS, turun 23 secara kuartalan dan 45 persen secara year on year.
Dalam keterangan resminya, Sabtu (23/4/2016), Fitch Ratings menyatakan sukuk merepresentasikan 39,3 persen dari total penerbitan obligasi dan sukuk di negara-negara tersebut selama kuartal tersebut.
Ini adalah proporsi tertinggi dalam kurun 8 tahun terakhir. Fitch Ratings menjelaskan, proporsi penerbitan sukuk dalam 5 dari 6 kuartal terakhir kini berada di atas rata-rata sejak awal tahun 2009.
Lebih lanjut, Fitch Ratings memprediksi penerbitan sukuk masih akan dalam tren penguatan.
"Kami memprediksikan penerbitan sukuk baik secara umum dan sebagai proporsi dari total penerbitan akan tetap kuat pada kuartal II dan potensial bagi beberapa pemerintah untuk menebitkan surat utang untuk memperbaiki penerimaan dari minyak yang lemah," tulis Fitch Ratings.
Namun demikian, Fitch Ratings memprediksi total penerbitan sukuk global akan relatif tenang pada kuartal III 2016. Hal ini disebabkan kombinasi libur musim panas dan bulan Ramadhan.
Penerbitan sukuk pada kuartal I 2016 didorong oleh sovereign dan supranasional, termasuk 2,5 miliar dollar AS oleh pemerintah Indonesia dan 1,5 miliar dollar AS oleh Bank Pembangunan Islam.
"Tipe penerbit ini cenderung masih dominan, namun masih ada potensi bagi penerbitan sukuk bank dan korporasi, khususnya lantaran likuiditas bank kian ketat karena penurunan harga minyak," ujar Fitch Ratings.(tim)